SMP AL-JANNAH DITETAPKAN SEBAGAI SEKOLAH PENGGERAK
Penulis : Endiyah Widayatun
Kepala SMP Al-Jannah
Sekolah Penggerak
SMP
Alhamdulillah, SMP Al-Jannah (Sekolah IAS Al-Jannah) kini memasuki tahun pertama menerapkan Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan ke-2 yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Sebagai upaya mewujudkan visi pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Wasyukrulillah, SMP Al-Jannah ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak dengan SK Dirjen PAUD, Dasmen No 0301/C/HK.00/2022. Serangkaian proses yang tidak mudah untuk sampai ke tahap ini. Karena kepala sekolah harus lolos seleksi se-Indonesia melalui seleksi berkas, menulis essay, microteaching dan wawancara. Saat ini (angkatan ke-2) di DKI Jakarta jumlah SMP negeri dan swasta yang lolos sebagai Sekolah Penggerak hanya 14 sekolah.
Sejalan dengan kewajiban sebagai Sekolah Penggerak, Sekolah IAS Al-Jannah melalui program AJ Learn and Share sebenarnya sudah mengembangkan berbagai konsep pembelajaran yang terbaik bagi siswa dan sudah menjadi rujukan bagi sekolah sekitar. SMP Al-Jannah melakukan pengimbasan kepada sekolah-sekolah sahabat seperti SMPN 230, SMPIT Al Ma’ruf, SMP PGRI 9 dan SMP Ibnu Hajar agar semakin maju bersama.
Pada kegiatan pengimbasan tersebut, SMP Al-Jannah sharing (berbagi) dan melakukan pengimbasan ilmu serta pengalaman dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan sharing ini dilakukan oleh Komite Pembelajaran yang beranggotakan kepala sekolah, wakil dan guru-guru yang telah mengikuti proses pelatihan daring, pendampingan, lokakarya luring, Project Managemen Office (PMO) dan refleksi bersama Pelatih Ahli dari Kemendikbud-Ristek.
Barbagai kegiatan pembelajaran dan sharing tersebut pada akhirnya makin menguatkan kurikulum Sekolah IAS Al-Jannah yang sejak beberapa tahun lalu sudah menerapkan konsep Kurikulum Merdeka. Misalnya, penanaman karakter dalam pembelajaran berbasis proyek yang kini dikenal sebagai Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila serta Pembelajaran Berpusat pada Siswa, juga pemilihan bidang dari mata pelajaran seni budaya dan prakarya.
Maka, dengan bergerak dan maju bersama, semoga impian Indonesia emas yang sesuai dengan visi Sekolah IAS Al-Jannah “Terwujudnya Pemimpin Berkarakter Islam, Cinta Alam, dan Unggul Dalam Sains” akan terwujud.
PAKAI PAYUNG ATAU HUJAN-HUJANAN?
Penulis : Ali Nurdin
Wakil Kepala SMP Al-Jannah
Sekolah Penggerak
Aktivitas
Tidak semua aktivitas lebih nyaman dan cocok dilakukan di dalam ruangan (indoor). Beberapa aktivitas lain lebih cocok bahkan harus dilakukan di luar ruangan (outdoor). Hanya saja, ada beberapa aktivitas outdoor yang terganggu dengan turunnya hujan.
Lalu, bagaimana sikap kalian menghadapi turunnya hujan? Ternyata terjadi pro-kontra pendapat siswa SMP Al-Jannah, Ada yang “sedia payung sebelum hujan”, namun ada pula yang “terabas aja, alias hujan-hujanan”. Berikut di antara pendapat mereka:
Pendapat
“Menurut aku, hujan-hujanan lebih seru daripada membawa payung. Apalagi menerobos hujan apalagi bareng teman, bakal lebih seru!” kata Ararya Rafa Naufal (Kelas 9C).
“Aku lebih suka pakai payung atau jas hujan. Karena jika terkena air hujan, aku rentan demam, pusing dan lain lain,” kata Arvand Farras Hanif (Kelas 9C).
“Saya memilih hujan-hujanan. Karena udaranya adem, dan asyik. Hal ini bisa menenangkan pikiranku saat sibuk atau banyak pikiran oleh tugas-tugas. Namun, setelah hujan-hujanan saya harus segera mandi untuk menetralkan suhu badan agar tidak demam atau pilek,” hemat Banu Rasyid Daniswara (Kelas 7B).
“Saya pilih pakai payung atau jas hujan. Meski ribet dan terkadang lupa atau ketinggalan, memakai payung atau jas hujan itu lebih aman. Kalau terkena hujan, tubuhku sering menjadi kurang fit,” simpul Rafasya Fakhri Aji (Kelas 7C).
“Saya pilih bawa payung atau jas hujan. Air hujan sering menyebabkan kepala pening. Baju basah terkena air hujan juga bikin tidak nyaman dan demam. Tapi bawa payung itu tidak praktis, sehingga banyak orang malas membawanya. Tipsnya adalah bawa payung yang kecil serta mudah dilipat dan bisa masuk ke tas,” jelas Abdurrahman Al Sajid (Kelas 8D).
“Pakai payung itu merepotkan! Kalau saya lebih memilih hujan-hujanan. Jika hujannya kecil, aku terabas aja. Jika hujannya besar malan lebih seru dan menyenangkan. Tapi jangan sampai maksain diri hujan-hujanan kalau banyak petir, Berbahaya! Petir bisa menyambar kita. Lebih baik berteduh saja!” pesan Athallah Henry (Kelas 8C).
Nah, bagaimana hasil jajak pendapatnya? Inilah hasil polling siswa SMP Al-Jannah terkait pro-kontra antara “pakai payung” dan “hujan-hujanan”:
Kelas | Kelas 7 | Kelas 8 | Kelas 9 | Total |
---|---|---|---|---|
Pakai payung | 13 | 13 | 43 | 69 (30%) |
Hujan-hujanan | 15 | 42 | 99 | 156 (70%) |
Jumlah | 28 | 55 | 142 | 225 (100%) |
Ternyata hasilnya berbeda secara signifikan. Bila menghadapi hujan, sebesar 70% siswa SMP Al-Jannah memilih hujan-hujanan dan sebesar 30% yang memilih memakai payung. [Ali Nurdin, S.Pd // Wakasek SMP]
Content Source
- Konten Endiyah Widayatun telah tayang di Magnifier dengan judul "TK, SD dan SMP IAS Al-Jannah Ditetapkan Sebagai Sekolah Penggerak" Halaman 32-34.
- Konten Ali Nurdin telah tayang di Magnifier dengan judul "Pakai Payung atau Hujan-hujanan?" Halaman 28-29.
Lihat selengkapnya di sini.